UIN SAIZU Laksanakan Upacara Hari Kebangkitan Nasioal ke-114
Purwokerto – Bertempat di halaman depan Gedung Rektorat, UIN SAIZU menyelenggarakan Upacara memperingati Hari Kebangkitan Nasional ke-114 Tahun 2022. Sebagai Inspektur Upacara adalah Rektor UIN SAIZU, Dr. Moh. Roqib, M.Ag. Upacara yang diikuti oleh seluruh Dosen dan Tenaga Kependidikan ini berlangsung hidmat dan kondusif.
Dalam amanahnya Rektor membacakan Sambutan dari Menteri Komuniasi dan Informatika Johnny G. Plate bahwa “Ayo Bangkit Bersama” menjadi tema peringatan Hari Kebangkitan Nasional sebagai bentuk seruan agar kita bisa bangkit bersama dari pandemi COVID-19 yang sudah melanda dua tahun terakhir. Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ini hendaknya tidak hanya kita maknai sebagai seremonial saja. Guna memahami esensi sejarah Kebangkitan Nasional, kita harus kembali melihat sisi historis di balik peringatan Hari Kebangkitan Nasional. Pada tanggal 20 Mei 1948, Presiden Soekarno menetapkan hari lahirnya perkumpulan Boedi Oetomo sebagai Hari Bangkitnya Nasionalisme Indonesia. Di masa itu, terdapat ancaman perpecahan antargolongan dan ideologi di tengah perjuangan Indonesia mempertahankan kemerdekaan dari Belanda yang ingin kembali berkuasa. Sehingga, semangat persatuan yang digagas oleh Boedi Oetomo diharapkan menjadi spirit dalam menghimpun kekuatan dan mencegah perpecahan bangsa. Boedi Oetomo adalah organisasi pertama di Indonesia yang bersifat nasional dan modern dalam sejarah pergerakan kemerdekaan. Didirikan oleh Dr. Sutomo beserta para mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen) pada tahun 1908; Boedi Oetomo lahir untuk mengejar ketertinggalan bangsa Indonesia dari bangsa-bangsa lain. Organisasi yang menyatukan pergerakan di Indonesia dari yang bersifat kedaerahan menjadi nasional dengan tujuan akhir kemerdekaan. Tujuan didirikannya Boedi Oetomo yang tercetus dalam kongres pertamanya ialah untuk menjamin kehidupan sebagai bangsa yang terhormat dengan fokus pergerakan di bidang pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan. Boedi Oetomo telah meletakkan tiga cita-cita bagi kebangkitan nasional yakni memerdekakan cita-cita kemanusiaan, memajukan nusa dan bangsa, serta mewujudkan kehidupan bangsa yang terhormat dan bermartabat di mata dunia. Kelahiran Boedi Oetomo mempelopori terciptanya organisasi pergerakan di masa selanjutnya seperti Indische Partij, Perhimpunan Indonesia dan Muhammadiyah.
“Momentum yang baik ini makin diperkuat dengan peran Indonesia sebagai Presidensi G20 tahun 2022. Pada Presidensi G20 tahun ini, Indonesia mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger”, dengan tujuan dapat memberikan spirit baru dalam mewujudkan tatanan dunia yang dapat memberikan kesejahteraan dan kemakmuran yang inklusif, serta menjamin keberlanjutan kehidupan di masa depan. Pertemuan G20 yang dipimpin oleh Indonesia tahun ini mengusung tiga isu prioritas, yaitu Arsitektur Kesehatan Global yang Inklusif, Transformasi berbasis Digital dan Transisi Energi Berkelanjutan. Tema dan isu prioritas G20 yang diangkat Indonesia merupakan cerminan dari semangat kebangkitan yang kita rayakan pada hari ini, yakni di tengah keterpurukan akibat pandemi COVID-19, tidak pernah meluruhkan cita kita untuk pulih bersama dan bangkit lebih kuat. Indonesia terus mendorong negara-negara anggota G20 untuk melakukan aksi-aksi nyata dan siap berkolaborasi serta menggalang kekuatan sehingga masyarakat dunia dan kemanusiaan dapat merasakan dampak nyata dari kerja sama ini.” Sambung Rektor.
“Satu tema yang sering terlupakan dalam hari kebangkitan nasional ini, yaitu bagaimana kita terus menjaga budaya leluhur kita yaitu kecerdasan hati dan pikiran melalui bahasa sanepa, jadi orang cerdas itu tidak perlu ditegur, cukup dengan bahasa isyarat atau bahasa yang tidak melukai perasaan orang lain. Misalnya kalau ada yang telat, tidaklah ditegur kenapa telat, tapi cukup dengan menyampaikan tadi kok diruangan saya tidak lihat ya..… atau misalnya ada yang tidak pakai seragam, waktu kita dulu wakil Dekan II selaku pejabat dibidang kepegawaian maka menegurnya cukup dengan melihat pegawai yang tidak memakai seragam tersebut, dan pegawai yang dilihat, akan langsung meminta maaf atas ketidak disiplinanya tersebut,” Lanjut Rektor. “Beda untuk saat ini, ketika dilihat oleh pimpinan atas ketidak disiplinannya itu, pegawai yang bersangkutan malahan memberikan komentar, apa pak, kok lihat – lihat,” Sambung Rektor.
Menurut Rektor masih dalam amanahnya menyampaikan bahwa kecerdasan pikiran perlu dimiliki oleh semua komponen di kampus kita ini, antara bawahan atau pimpinan. “Pimpinanpun harus memiliki kecerdasan pikiran, karena ada pimpinan kadang-kadang juga menegur bawahan tidak mengerti kondisi bawahan atau menegur dihadapan orang banyak, itu menjadi tidak baik dan bisa melukai perasaan orang lain, dengan bersama-sama memiliki kecerdasan pikiran dan dan hati, kita harapkan ada kebangkitan untuk UIN SAIZU, kebangkitan dengan kebersamaan, karena lembaga ini adalah milik kita bersama” Pungkas Rektor.
Upacara hari Kebangkitan Nasional ke-114 tanggal 20 Mei 2022 di UIN SAIZU di tutup dengan Do’a untuk keselamatan dan kekuatan bersama yang dipimpin oleh Dr. Sobirin, Dosen FTIK UIN SAIZU Purwokerto.